Blog Archive

Sunday, January 24, 2016

Daydreamer's Dream

24.1.2016
10:32 PM


Daydreamer's Dream. Mimpi Si Pelamun. Tahu gak, aku benci banget judul itu. hahaha. Kadang aku bisa ngasih judul yang bagus banget, tapi kadang juga judul buatanku itu nggak banget, dan menurutku, contohnya yang ini.

Mungkin ada yang belum tahu. Daydreamer's Dream adalah buku pertamaku yang alhamdulillah diterbitkan Mizan (seri Pink Berry Club) pada tahun 2013. (atau 2014?!?! lupa!)  Buku-ku yang terbit memang baru satu. Tapi yang mengendap di laptop maupun berakhir di meja redaksi (atau mungkin sudah dibuang atau didaur ulang?) sih, banyak.

Daydreamer's Dream. Kenapa terpikir itu ya? Pasti karena kecenderungan Mila (tokoh utama) yang dibilang suka melamun. Persis seperti aku. Mila itu, sebenarnya, dan banyak kejadian di buku itu, adalah cerminan diriku dan kehidupanku hahahha (tapi konfliknya sih tidak ya). Aku dari dulu sering dibilang, "Jangan melamun!" oleh orang sekitar. Aku sendiri selalu menyangkal, "Orang enggak ngelamun kok..,"

Kalau orang bilang aku sedang melamun, padahal aku sedang berpikir. Banyak hal yang kupikirkan, tapi jarang yang penting, alias kebanyakan yang tidak pentingnya hehe. nggak deh, yang penting juga banyak. Hal-hal tentang kehidupan juga kupikirkan kok, walau seringnya sih bukan itu. Ide cerita, bagaimana menghasilkan uang, mengatur rencana, masa depan dan lain-lain. Sering sekali aku bicara pada diriku sendiri dalam hati. tapi itu dulu. sekarang, rasanya, aku benar-benar sering melamun. memandang kosong dan tidak memikirkan apa-apa, tidak berkata sepatah katapun dalam hati. kenapa ya?

Daydreamer's Dream. Kalau sudah baca bukunya, pasti tahu apa yang dimaksud "Dream"-nya. Bukan impian, tapi literally dream. Dream-nya Mila adalah hal yang umum banget, kan? Aku bongkar saja ya, padahal, di versi aslinya (yang pertama terpikir olehku), mimpinya bukan begitu. Seperti apa? Silahkan menerka-nerka sendiri.

Aku masih ingat hari itu, hari di mana aku dapat inspirasi untuk menulis buku Daydream ini. Di jalan pulang menjemput Ibuku pulang, ketika tiba-tiba memikirkan orang yang aku suka HAHAHA. Jadi, sepertinya, aku juga harus berterima kasih pada orang itu, yang namanya tidak bisa aku cantumkan di halaman Thanks To. Bagaimana bisa, aku bahkan tidak kenal dia. Pasti akan jadi masalah kalau tiba-tiba ada namanya tercantum di sana, hahaha.

Sejak bisa membaca, aku selalu mengetik ulang cerita Nenek Piyot yang ada di majalah Mombi di komputer Bapakku. Entah kenapa, rasanya ingin saja. Aku selalu melihat Bapak menulis di komputer, dan aku selalu ingin mencoba. Dan ternyata aku suka, begitu juga Bapak. Beliau sangat senang dan memfasilitasi aku. Kelas 1 SD, untuk pertama kalinya aku menulis cerpenku sendiri, bukan mengetik ulang cerpen orang. Aku sangat bangga. Aku print dan kuperlihatkan ke seluruh anggota keluarga. Aku masih ingat, cerpen itu bercerita tentang hotel berhantu yang ternyata di halaman belakangnya ditemukan tengkorak yang terkubur.

Selanjutnya, selama SD aku selalu menulis cerpen, banyak sekali. Tidak terhitung jumlahnya. Beberapa aku kirimkan ke Kompas Anak, rubrik di harian Kompas yang hanya terbit setiap hari minggu. Tidak tahu sekarang masih ada atau tidak. Aku juga membuat beberapa kumpulan cerpen dan novel yang kukirim ke Mizan. Berkali - kalipun hasilnya sama, selalu ditolak. Surat - surat berisi "mohon maaf, kami tidak dapat menerbitkan karya saudara karena belum memenuhi kriteria penerbitan...." pun sudah menumpuk. Tapi saat itu, entah kenapa, aku sama sekali tidak sedih, aku malah bangga.

Masuk SMP, aku masih terus menulis dan terus mengevaluasi tulisanku. Kelas 7, akhirnya aku membuat Daydream dalam beberapa bulan, dan seperti biasa kukirim ke Mizan. Karena umurku sudah tidak mencukupi untuk seri KKPK (Kecil Kecil Punya Karya), aku kirim ke seri Pink Berry Club. Aku benar - benar tidak berharap banyak. Kirim ke Mizan karena, necessary saja, daripada sia-sia dan berakhir begitu saja di laptop. Tiga bulan, enam bulan lewat tanpa kabar. omong-omong, waktu proses printing, printerku tiba-tiba saja error dan phobiaku kambuh, aku nangis jejeritan! Soal ini sudah aku ceritakan di post "Fear of Infinity".

11 Januari 2012, awal kelas 8 semester 2. Di ruang kelas yang tidak ada guru, aku sedang mengobrol dengan teman - temanku sambil bermain HP. Ketika membuka facebook, aku membaca status Bapakku yang kurang lebih isinya: "Alhamdulillah kado ulang tahun dapat kabar buku anakku Rani akan diterbitkan Mizan..." aku langsung teriak. Temanku bertanya ada apa, tapi aku tidak mau jawab. Langsung ku-chat Bapak dan kutanya apakah benar, dan katanya, tadi ada orang penerbit yang menelepon. Nggak nyangka sama sekali. Senang banget dan bangga banget! Apalagi itu hari ulang tahun Bapakku, dan aku rasa aku sudah memberi kado paling berharga untuk beliau.

Sejak itu, tiap hari aku mengecek email, facebook Pink Berry Club dan lain-lainnya untuk mendapat kabar perihal naskahku. Berbulan-bulan lewat sudah. Sampai masuk SMA, Daydream ini belum juga terbit, walau sudah dikirimi surat kontrak segala macam, bahkan sudah buat rekening pribadi untuk royalti. Tentu aku rutin email sang editor untuk menanyakan kabar naskahku. Ternyata editor yang menangani naskahku ini pindah dan digantikan oleh editor lain, jadi perlu sedikit waktu. 2013 atau 2014, akhirnya Daydream terbit!

Waktu itu sekitar bulan November atau Desember. Aku dapat paket yang berisi 5 kopi buku Daydream, dan aku senang banget! Langsung aku foto-foto. Bukan cuma aku, Bapak dan Ibuku juga hahaha. Mereka langsung baca. Aku juga. Malu banget rasanya. Tapi senang banget! Lihat buku kamu ada di rak Gramedia, lihat nama kamu ada di komputer Gramedia, lihat nama kamu ada di rak buku kamu sendiri bersebelahan dengan nama penulis-penulis favorit kamu, itu rasanya fantastis lho, harus coba ya! hehe.

Beberapa bulan kemudian, aku dapat beberapa email dari pembaca Daydream. Nggak banyak memang, tapi serius, aku senang banget! Orang yang benar-benar nggak aku kenal, yang berasal dari Palembang, Bandung dan lain lain, kirim email bilang buku Daydream bagus. Ya Allah :') Makasih banyak ya, Nicole, Vani, Halimah, Nisya!

Sekarang, buku Daydream sepertinya sudah nggak ada di Gramedia. Tapi aku bersyukur banget nama aku sempet masuk Gramedia :'). Sekarang ini aku sudah jarang menulis cerita, yang rutin cuma High School Journal aja, dan blog sekali-sekali.

Terbitnya memang sudah lama, tapi baru aku bahas sekarang, maaf ya, basi banget. Udah lama banget sebenarnya aku mau bahas buku ini di blogku, tapi keterbatasan waktu dan susahnya mengumpulkan niat itu benar-benar jadi penghalang. soalnya aku orangnya serba wacana doang, bagian realisasinya males banget hahahhaa.

Kenapa aku tiba-tiba bahas ini di blog? Beberapa hari lalu, temanku tiba-tiba tanya, "Rani, kamu buat buku kan? Judulnya apa? Aku mau tanya-tanya, dan besok bawa ya," begitulah kira-kira. Besoknya aku bawa, dan temanku yang lain lihat. Dia kaget, soalnya aku memang jarang cerita-cerita mengenai Daydream ini. Ditambah malam ini, ketika aku buka email untuk kirim tugas, aku melihat email dari pembaca Daydream. Dia bilang, Daydream ceritanya bagus. Serius, aku senang banget. Makasih banyak ya, Dimah!

well, akhirnya rencanaku menulis tentang Daydreamer's Dream di blog terealisasi juga =p alias panjang banget ya, ditambah gaya bahasa yang aneh yang mungkin kurang enak dibaca, maaf ya. Thank you for reading :) cheers!x


0 comments:

Post a Comment