Blog Archive

Monday, September 16, 2019

16 weeks

16 weeks
was the time i needed to finally took it as it is.
untuk akhirnya nerima,
ngerti, dan ga berekspektasi lagi.

13 weeks was,
the time i needed to finally stopped my self from being under the stupid influence,
being adrift
by my infected heart

prior to that,

20 weeks
was
the time i needed to finally realized what i felt,
not to deny;

yet
a single night;
sole 4 hours
was
the time
i needed
to
fell..

Saturday, February 2, 2019

Just a Bad Day, Not a Bad Life

August 29th, 2016

..was the very first day of my academic life in university. Finally, after more than one month long of orientation-- got to wake up at very early in the morning every day, from class simulations, to mentoring with a group of fellow clueless freshmen and a very kind-hearted mentor. from got to sit in Balairung listening to bigwigs for hours, to got yelled-snapped by seniors, and even, lecturers. and the most fun part; our choir practice every weekend, together with the whole class of 2016 in Balairung. And it all ended with the graduation day of our seniors, where us, freshmen, had the duty to sing as choir to send off our seniors, and for me, it was my very own sister. After all of those hectic days, today was the first time i got to go to a real class. It was "Pengantar Ilmu Administrasi", at 2 pm. 

I usually live my Depok life, living in a room I rent near campus. But I return home when it's weekend, and get back to Depok on Monday, meant to spend as much time as I could at home, which means I don't have to walk and pay for dinner, and also able to use free wifi provided by my parents. 

It was also Monday. August 29th, 2016 was also Monday. That's why until afternoon i was still at home. It took nearly 2 hours from my home to campus by train. So at 11.30, I ordered Grab to got into station then bumped into whatever train headed to Jakarta available. I've had my position; standing with my back leaned into that door towards the machinist's room.

I knew the train should have departed from the station. but it didn't. But it didn't, and I knew something was not good. 

"Mohon maaf, kereta anda belum bisa diberangkatkan karena ada gangguan sinyal di stasiun Cakung..." said the announcer.

I was conscious, but there was still time. So i waited, stood still.

"Masih lama gak, pak?" said a madam after some time.

"Masih, kayaknya.." said the machinist.

After probably more than 15 minutes stood there for nothing, i ordered another Grab ride, heading to Manggarai station, which was literally located in different province from the place i stood. But Allah's grace is real, I only had to pay Rp7.000 from the actual fare Rp37.000 because there was this promotional code which cut off Rp30.000 of my fare. As soon as i found the driver, i bumped into his motorcycle and started the journey i actually had to done by train. We drove down the train rail all along bekasi-jakarta. And how the time keeps on running, also how the rain started to fall, made me more and more conscious i almost cry.

And i finally arrived at Manggarai Station and run all the way to platform 6, waited for my train headed to Bogor came. I actually didn't have the guts to see the clock, but it was 10 minutes to 2 pm. And it took 30 minutes from Manggarai to campus. That was it, I didn't make it on time. On my very first uni class in my life.

And when the train finally came, i sat and cried. On the train.

I ended up arrived at the class 20 minutes late, as an innocent freshmen who didn't even had the thought to skip the class rather than showed up that late. I thought the lecturer would be mad at me, or at least say something about my tardiness, but she didn't. I sat in the breech part of the class where there was the only place left, and started making notes of what the lecturer said.

I came back at night after a briefing of another orientation which soon would start. I walked to my room and recalled what i've done today. And thought about how bad i began my uni life. And i started to wonder how i will survive uni for years ahead. Before i finally came to the thought: "Just a bad day, not a bad life", to cheered up my self.


//

And it is. It was just a bad day, not a bad life. It was 2,5 years ago, and i have survived campus for 5 semesters long right now, ready to start my 6th in two days. It was just a bad day, not a bad life, because i've been going through my uni life happily, made friends, got good grades, learned so much things, met so much great people who taught me things with their presence in my life, being in positions i've never imagine before.

August 29th, 2016 was the day i got to go to my very first class, and also, my very first time cried on the train. Now, 2,5 years later, i've experienced it a lot, and i hate it the most. 
Gue benci banget nangis di kereta..

Because uni life isn't always sweet and happy. There were also days where i cry non-stop and even skipped classes, just because i felt like i didn't have the guts to show up in campus.

But those are just bad days, not bad life.

Right now it's only 2 or 3 semesters left to graduation, to leave this dream campus, to finally have title following my name, and more than that, i'll soon face the real world. And i surely will survive. Since everything will be okay though! :)

Wednesday, July 18, 2018

What Matters

"Rani tahun depan kan ran?"
"Rani capek jadi kupu-kupu, katanya" "...anjir, jadi kupu-kupu capek yak?!"
"Ayo ran, tahun depan ya, bener, daftar apa nih lo?"

Di penghujung semester tiga di akhir 2017 kemarin, emang gue seringkali ngerasa, dan bilang ke temen-temen, bahwa gue capek jadi kupu-kupu hehe, dan mau tau gimana sih rasanya sibuk?

Gue bukannya ga pernah ikut organisasi. Sejak SMP pun gue udah jadi pengurus di ekskul, yang berlanjut dan makin intens di SMA di mana gue jadi pengurus di 3 ekskul dan jadi panitia di beberapa acara sekaligus. Tapi di dunia perkuliahan, pasti beda kan?

Di awal tahun kepengurusan 2017, gue ga daftar organisasi apapun, karena gue yang saat itu masih maba ngira bahwa kuliah itu sendiri bakal berat banget. selain itu, gue juga rasanya masih belum tau sebenernya seberapa kah kemampuan gue, dan malah nge-underestimate diri sendiri.
nyatanya, kuliah gue bisa dibilang santai banget, sampe gue bisa tidur siang tiap hari karena waktu semester dua, gue selalu pulang jam 12, kaya anak SD. terus, gue jadi nyesel jadi kupu-kupu, karena kepanitiaan yang gue ikuti pun itungannya masih ringan, karena gue juga hanya jadi staf.

*

Maka di awal tahun kepengurusan 2018, masuk semester empat, gue akhirnya daftar untuk jadi staf di bem fakultas, dan ternyata gue diterima. Perubahan pun mulai kerasa, karena gue jadi bisa ketemu dan kenal sama banyak orang baru di fakultas gue, ga cuma dari angkatan gue, tapi juga kakak-kakak 2015 dan adik-adik 2017. Selama bulan februari, sampai awal maret, gue cukup banyak berkegiatan bem yang bisa hampir tiap hari, sampai malem. Sampai gue akhirnya cukup jenuh juga.

Gue jadi kangen lingkup se-ui, karena dari semester satu, gue selalu ikut kepanitiaan se-ui. Gue kangen banget berkegiatan di pusgiwa, terus pulang malem naik ojek, menyusuri ui yang udah sepi. Tepat waktu berpikir gitu, gue dapet tawaran untuk ikut bantu di pembinaan tingkat universitas, kegiatan yang juga gue ikuti tahun lalu sebagai staf, dan kegiatan yang gue suka. Jadi langsung gue iyakan ajakan itu, dan dari situ, dimulailah hari-hari hectic!

Beda dari semester-semester sebelumnya di mana selesai kelas gue biasanya langsung pulang, semester empat gue jadi jarang langsung pulang selesai kelas. Bahkan hari jumat gue yang sejatinya kosong karena ga ada jadwal kelas, hampir ga pernah gue habiskan di rumah, karena rasanya ada aja kegiatan di hari jumat. Bahkan kadang gue ga pulang ke rumah juga di hari sabtu dan minggu. Cita-cita gue semester lalu; ga mau jadi kupu-kupu, ternyata beneran terjadi! Lol

Semester empat, jadi hampir selalu bawa laptop setiap hari ke kampus, karena ada aja yang gue kerjain di antara kelas, di kantin waktu makan, di perpus selesai kelas. Semester empat, gue jadi hampir setiap hari pulang malem, di atas jam sembilan, bahkan berkali-kali ngelewatin jam malem kosan dan harus nelfon ibu kosan untuk bukain pintu pager buat gue. Dan yang di luar dugaan gue adalah; kuliah gue sendiri pun ternyata jadi berat banget di semester empat! Padahal gue kira, jurusan gue emang slow, karena tiga semester udah gue lewatin dengan cukup santai. Ternyata salah… Ada saat di mana gue ga tidur dari hari sabtu sampe hari kamis (tidurnya cuma tidur ayam) karena tugas gue bener-bener numpuk, hampir semua matkul ada tugas, dan ditambah masih ada tugas organisasi dan kepanitiaan. Waktu itu, gue minum berbotol-botol kopi dan bahkan akhirnya nyobain minum kratingdeng biar kuat begadang :”). Ada juga saat di mana gue selalu skip makan, cuma makan sehari sekali, dan sisanya cuma makan bengbeng, sampe akhirnya di akhir semester berat gue turun 3kg. Ada juga saat di mana tiap hari gue ada rapat, bahkan ada 4 rapat dalam satu hari.

Juni 2018, semester empat akhirnya officially selesai, ditutup dengan pengunggahan nilai di siak. Sejak maret, gue udah khawatir banget sama ip dan ipk, karena gue jadi sibuk dan jadi ga maksimal di akademis. Ya biasanya juga belum maksimal sih, tapi di semester ini, ada aja hal-hal yang harusnya bisa banget gue handle dan gue hindari kalo gue ga sesibuk ini. Makin ke akhir, gue makin resah sampe di titik gue udah takut banget gue ga lulus di beberapa matkul.

Dan yang paling gue khawatirin, sebenernya, adalah pertanggungjawaban gue ke Ibu. Ibu juga tau gue sibuk semester ini, walau beliau ga tau jelas dan rincinya gue sesibuk apa. Dan beliau pernah berpesan, yang penting belajarnya jangan ditinggal. Iya, itu sih aku juga tahu, harusnya begitu. Tapi gue takut banget kalo gue ada yang ga lulus di suatu matkul, terus ip dan ipk gue terjun bebas. Ibu pasti kecewa, dan nyalahin kegiatan-kegiatan ekstra gue, dan mungkin nyuruh gue berhenti. Sejak dulu, Ibu emang ga nganggep penting kegiatan-kegiatan ini, sih. Karena beliau pun waktu kuliah ga pernah ikut ginian.

“kasian amat anak kecil ikut bem, disuruh-suruh” kata ibu suatu hari. “..ikut gituan, emang dapet apa?”

“emblem”, jawab gue, “buat dipasang di jakun”.

Selalu gitu. Setiap ditanya dapet apa, gue selalu jawab dapet emblem. Tapi sungguh, semester ini gue dapet insight bahwa ternyata such things as “dapet banyak kenalan”, “aktualisasi diri”, “meningkatkan softskill” dan apa pun, you name it, isn’t just bullshit. Surprisingly. Ternyata se-seru itu dan se-excited itu gue ngejalaninnya, dan bisa setinggi itu engagement gue. Ternyata gue beneran bisa dapet banyak kenalan, bisa dapet banyak banget pelajaran mulai dari yang kelihatannya omong kosong kaya nilai-nilai turunan visi misi, sampai pelajaran abstrak seperti memahami orang lain, atau bahkan hal teknis, yang memacu pikiran dan fisik, dihadapkan kenyataan bahwa gue ternyata ga pandai manage waktu yang artinya gue harus belajar lagi. Tapi yang jelas, selama ngejalaninnya, dan dalam hampir setiap agenda yang gue hadiri, gue bisa ngerasa seneng. Seperti yang gue bilang di awal, ini bukan pertama kalinya gue ikut organisasi dan kepanitiaan, tapi entah kenapa baru kali ini gue beneran ngerasain manfaatnya. Ternyata gue sebersyukur itu bisa belajar di lingkup fakultas dan universitas. Capek banget, and costs quite a lot of money too, tapi sumpah seneng banget. And that’s what matters 😊

What matters, what matters, iya sekarang bisa bilang gitu karena ternyata ip dan ipk gue masih bagus dan masih selamat. Ternyata gue masih lulus di semua matkul dengan nilai yang memuaskan…  dan gue bersyukur banget masih dikasih kesempatan gini! 😭 

Because at the end of the day, what really matters is, kalau gue bisa seimbangin akademis dengan kegiatan-kegiatan lainnya, dan bisa belajar sebanyak-banyaknya :)

Saturday, March 24, 2018

Nothing Lasts Forever

"Nothing Lasts Forever,
  But baby, I, I'm gonna keep coming back
  To keep this love on the track"

  Nothing lasts forever,
  But baby, I, I'll try so hard
  To keep you coming back for more

  Baby, if I die today
  I want you to know
  That I love you all the way" 

- Nothing Lasts Forever by RAN


The words "nothing lasts forever" indeed familiar to me as i probably have played that song from RAN for thousand times, since like forever. Tapi, baru belakangan ini aja gue actually sadar, paham maknanya. 

Tepatnya, saat itu adalah hari rabu, 15 november 2017. Gue yang saat itu kupu-kupu bergegas pulang setelah selesai kelas jam 15.30-an, padahal di jadwal harusnya selesai jam 16.30. Waktu itu gue duduk di depan vanity, lagi hapus make up, sambil sesekali baca-baca timeline twitter, sampai gue ketemu satu tweet di mana ada kata-kata "remember that nothing lasts". Tweet itu sebenarnya simpel aja, not that special, but somehow, gue jadi terdiam.

"Yaampun, iya ya,"

Yaampun, iya, ya, nothing lasts forever.

Akhir-akhir itu, gue lagi wondering tentang banyak hal mengenai hidup gue yang gue rasa gitu-gitu aja. Gue merasa masih sedikit banget yang gue dapetin di kuliah, terutama dibanding temen-temen gue yang sibuk ini itu, kenal sana sini, jalan ke sana ke mari, seneng-seneng, ina, inu, dan gue rasanya gini gini aja. Padahal, waktu tuh terus berjalan, dengan tempo yang sangat cepat. Juga, banyak hal yang bikin gue khawatir saat itu, yang akhirnya membuat gue rasanya sedih 24/7, atau lebih tepatnya, kosong.

Tapi begitu baca tweet itu, gue tiba-tiba jadi sadar, bahwa ga akan selamanya semua seperti ini, ga akan selamanya gue akan kaya gini. Semua hal yang terjadi, semua kesedihan gue, semua hal yang gue khawatirkan, semua, ga akan terus terjadi. 

Dan gue baru sadar, bahwa contoh konkritnya pun udah gue alami. Jadi, fyi aja, gue kan pendek banget ya. My height is only 148 cm. Waktu kelas 1, 2 SD sih gue belum sadar karena gue saat itu ga beda jauh sama temen-temen. Tapi kemudian semua orang tumbuh dengan cepat, sementara gue ga secepat itu. Sampe tiba-tiba, gue udah beda sama temen-temen gue. Ditambah, anak SD kan mulutnya jahat, ngatain orang sesuka hati, jadi lah gue selalu dikatain. 

Hal ini terus berlanjut sampe SMP, gue tuh kecil banget, strangers pun suka ga percaya gue udah SMP. Temen-temen, kakak-kakak kelas gue rasanya udah kelihatan dewasa, sementara gue masih kaya bocah. Walaupun anak SMP udah ga ngatain orang sesuka hati kaya anak SD, tapi gue merasa di pergaulan gue menerima perlakuan yang cukup beda, gue dianggap masih kecil, orang gapernah cerita soal cinta monyet mereka ke gue, karena gue masih kecil. Gue jadi merasa beda dunia gitu, ea, lebay sih. Tapi kemudian gue jadi rendah diri, ga pede, apalagi waktu gue suka sama kakak kelas tapi gue merasa gue terlalu bocah. Dan ini kemudian jadi masalah terbesar gue waktu SMP. 

Jadi akhirnya, waktu itu gue se-terobsesi itu untuk jadi tinggi. Gue tiap hari minum susu Hilo 2x, minum zevit grow walaupun gue susah banget nelen tablet that it took hours for me to consume it, dan lompat tali ratusan kali, tiap hari. Ga main basket dan renang, karena gue ga bisa hehe. Tapi, hasilnya ya udah, gitu-gitu aja. Gue segitu-gitu aja. Tetep naik tingginya, tapi ga dratis, tetep beda sama temen-temen gue.

Masuk SMA, gue jadi sibuk sama tugas, ulangan, makalah, presentasi, organisasi, basically high school life, sehingga gue jadi ga terlalu mikirin lagi. Gue mulai nerima bahwa tinggi gue segini karena faktor genetik. Ibu dan kakak-kakak gue pun pendek, dan yaudah, mereka hidup dengan biasa aja.

Akhir SMA, dan kuliah, gue bener-bener ga melihat tinggi gue sebagai suatu masalah lagi. Gue tetep pendek, gue tetep dianggap anak kecil, tapi yaudah. Gue malah jadi seneng. Sering kali orang bilang gue kaya anak SMP dan gue seneng. Gue forever young HAHAH dan gue pun jadi suka bercandain, ngaku umur 13, ngerasa diri gue masih SMP, kadang berusaha menarik rasa iba orang-orang HAHAHA, yang seringkali berhasil, ("Lo ga kasian sama gue?:(", denger orang bilang "Jangan deh, lo udah kecil" atau "Parah banget woi anak kecil jangan digituin", dsb), dan kadang merasa dijagain, karena lagi-lagi, gue kecil kaya bocah. Pokoknya, gue jadi bisa taking advantage of it.

Walaupun, sekarang, gue kadang jadi suka ngerasa out of place. Gue jadi beneran suka mikir gue tuh masih kecil, dan kaya ga seharusnya di sini, di titik ini, di umur 19. Waktu itu gue lagi rapat di kampus sampe jam 12 malem, terus gue mikir, 
"Sumpah, gue ngapain ya di sini, jam segini, sama mas mas mba mba mahasiswa ini?" 🤔

*

Anyway, do you got what i'm trying to say?

Bahwa nothing lasts forever. Masalah itu akhirnya lewat. Kadang bukan objeknya yang hilang atau berubah, tapi kita-nya. Masalahnya selesai, tapi bukan dengan gue jadi tinggi. Lagi-lagi, gue tetep pendek, gue tetep kaya anak kecil, tapi yaudah. Akhirnya, cara pandang gue, cara gue menyikapinya lah yang berubah, sehingga itu bukan suatu masalah lagi buat gue, dan kekesalan, kegundahan, kerisauan gue akhirnya hilang. :)

Begitu juga dengan sekarang, kesusahan, kesedihan, keresahan gue ga akan selamanya. Hal ini pun ada di firman Allah swt. dalam Al Qur'an, yaitu salah satu ayat favorit gue, Al-Insyirah 5: "Fa inna ma'al 'usri yusraa" which means "Verily, after hardship, there is relief", yang kemudian ditegaskan lagi langsung di ayat selanjutnya, Al-Insyirah 6: "Inna ma'al 'usri yusraa", "After hardship, there is relief."

"Verily, after hardship, there is relief. After hardship, there is relief".

Setelah kesusahan, ada kemudahan. Lo ga mungkin akan terus-terusan susah, sedih, gundah, over something. This, too, shall pass. Ditambah, tadi siang ketika lagi di dalam kereta jakarta-bekasi gue nemu quotes yang cukup menyadarkan gue dari postingan seseorang di line:

"Menghina Tuhan tidak perlu dengan umpatan atau membakar kitab-Nya, khawatir besok tidak bisa makan saja itu sudah menghina Tuhan." - Sudjiwo Tedjo

Gue jadi inget lagi, Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyanyang, Mahabaik. Allah itu penuh cinta dan sangat menyayangi makhlukNya. Maka, kita ga perlu khawatir akan seumur hidup penuh kesusahan, kesedihan, karena akhirnya, Allah akan kasih kemudahan. 

Kesedihan, kesusahan pasti ada. Tapi, ya udah. Ga perlu lebay, dijalani aja, berikhtiar dan selalu berbaik sangka, termasuk pada Allah, yakin bahwa itu akan lewat, akan ada kemudahan setelahnya. Kesenangan yang saat ini dirasakan pun, mungkin hasil dari kesusahan yang udah dilewati. 

Tahun ini gue akan memasuki umur 20. Dan kemudian, jadi ada banyak hal yang buat gue kepikiran, worried, anxious, dsb lah. Tapi kemudian setelah memikirkan semua hal di atas, gue jadi lega, karena yang perlu gue lakukan cuma ngikutin arus kehidupan ga sih? Karena gue ga akan selamanya kaya gini. This, too, shall pass! :)

Thursday, June 22, 2017

Review Tonymoly Delight Tony Tint #02 Red [Indonesia]

another liptint review because i just love liptint:)
liptint kali ini adalah liptint sejuta umat, kayanya semua orang yang pake liptint pasti pake liptint merk ini ga sih? Tonymoly Delight Tony Tint~ ^^

Tonymoly delight tony tint ini hadir dengan 3 shades yaitu #1 pink, #2 red dan #3 orange dan best sellernya sih nomor #2 red seperti yang akan aku bahas^^.

☆ What it is ☆

brand: Tonymoly
name: Delight Tony Tint
shade: #02 Red
price: Rp30.000 - Rp50.000
where to buy: online shop
expired by: 12 months

 ☆ Packaging ☆

 


Packagingnya cukup simpel sih, tube transparan dengan tutup warna hitam. Aku suka sih tube yang transparan gini jadi bisa lihat warna tintnya dan bisa lihat tintnya sisa berapa banyak:').Tapi jujur first impression aku biasa aja gitu hehe ga bikin ngiler, soalnya aku orangnya banci packaging banget. Packagingnya cukup gendut gitu bentuknya ga simetris, ternyata karena bagian atasnya itu bentuk love~ lucu bgt hehe. Tulisan di packagingnya lama-lama hilang tapi sedikit aja kok ga seringkih tulisan di botol etude house water gel tint.

Aplikatornya kurus dan bentuknya lurus aja gitu. tapi dia bekerja dengan baik kok ga ada masalah kok dalam pengaplikasian liptintnya^^.

☆ Fragrance ☆
wanginya buah-buahan (?) berry (?) pokoknya manis gitu, mirip etude house water gel tint, tapi lebih kenceng di tonymoly ini sih. Tapi wanginya enak dan sama sekali ga ganggu kalo buat aku.

 ☆ Texture ☆
teksturnya mirip--lagi lagi-- etude house water gel tint sih tapi ini agak lebih pekat. Jadi ya dia watery-gel gitu. Dan dia bener-bener langsung ngeset dan ngestain detik itu juga waktu kita aplikasikan. Kalo dipakai dengan cara biasanya aku pakai liptint (pakai di bagian dalam bibir bawah terus diblend keluar) dia bakal cuma ngestain di bagian dalam bibir bawah dan susah diblend ke luar, apa lagi ke bibir atas. Jadi menurut aku pengaplikasiannya harus agak beda, yaitu diaplikasikan di bagian luar bibir bawah, baru diblend masuk ke dalam, jadi bisa ngestain seluruh bibir bawah. (ga tau sebenernya apa bedanya tapi ini beneran ngaruh loh hehe) Tapi tetep aja susah banget untuk ngestain bibir atas, apalagi bibir atas aku cukup gelap hehe.

karena susah banget diblend itu tadi, menurut aku dia kurang cocok untuk jadi blush, karena dia akan langsung ngestain sebelum sempet kita blend di pipi:')

  ☆ Color and Swatch ☆
color payoffnya bagus banget~ warnanya Red, tapi masih ada hint pinknya. tipe warna yang bikin muka keliatan lebih cerah^^. Cocok buat sehari-hari sekolah atau kuliah karena bikin muka lebih seger. Tapi kalo buat sekolah pakenya tipis-tipis aja yah:') (btw lupa foto bare lips hehe)





☆ Usage ☆
Tonymoly ini kalo di aku cukup bikin kering, jadi harus pakai lipbalm dulu sebelumnya dan kapanpun mulai kerasa kering. Ketahanannya luar biasa kalau tanpa makan, bisa tahan 5 jam lebih i think? Dan dia susah banget dihapus pakai make up remover. Tapi anehnya kalau makan dia langsung hilang hehe



☆ Conlusion ☆
+ harganya murah banget
+ mudah dicari di olshop make up korea
+ warnanya bagus
+ tahan lama
+ ga habis-habis
+ pigmented banget
- packagingnya biasa aja (btw ini subjektif banget hehe)
- bikin bibir kering
- susah diblend
- susah dihapus
- range warnanya sedikit

Rate: 3.9/5 🤔

Repurchase? Yes, tapi versi mininya. Soalnya this isnt my favorite liptint, dan yang gede ga habis-habis hehe.


thank you for reading, hope it helps and see you in another post (人´∀`).☆.。.:*・°💕


p.s
don't be stranger❣️
instagram: maharanirsh
twitter: maharanirsh



Review Etude House Dear Darling Oil Tint #RD302 [Indonesia]

Another liptint review~
kenapa ya aku gabisa banget berhenti beli liptint padahal mah mirip-mirip dan liptint aku masih banyak dan beberapa bulan lagi kadaluarsa:) #jadi curhat
tapi izokey karena aku cinta liptint~

Okay lets start!

☆ Etude House Dear Darling Oil Tint 

diluncurin barengan sama Lip Rich Vivid Tint dan Dear Darling Water Gel Tint yang baru, sekitar semester 2 tahun 2016 kemarin. Tapi dibanding si water gel tint, dua yang lain lebih jarang terdengar/terlihat ya? Reviewnya juga sedikit banget. padahal aku kepo juga sama yang lain. Akhirnya aku beli untuk nyoba sendiri:)

    ☆ What it is ☆
Brand: Etude House
Name: Dear Darling Oil Tint
Shade: RD302 Cherry Tomato
Price: Rp60.000 - Rp80.000 (online shop)
Where to buy: Online Shop

    ☆ Packaging ☆
Mirip banget sama water gel tint, mulai dari bentuk dan font tulisannya yang super cute itu. Tapi bedanya tube-nya ga transparan, terus tutupnya metalik. Waktu aku bandingin, ternyata oil tint ini juga lebih kerasa berat dibanding water gel tint. Lebih kerasa mewah gitu deh~^^


Perbedaan lain ada di 'dalemannya', yaitu lubangnya yang kecil (atau aplikatornya yang gede yah), jadi perlu agak ditarik gitu. Aku tetep suka sih, jadi ga gampang bleber. Selain itu, aplikatornya juga beda sama water gel tint. Dia lebih gede dan pipih, tapi sama-sama enak kok untuk bantu aplikasi produknya:)


lagi-lagi, maaf banget ya kalo fotonya agak burem, ada yang sengaja aku turunin brightnessnya supaya mirip warna asli. Soalnya di kameraku warnanya berubah:')

    ☆ Fragrance ☆
wanginya manis, agak mirip permen. Wanginya tuh nostalgic gitu, mirip wangi sesuatu di masa lalu (?) tapi aku nggak inget apa. haha!  xD wanginya lumayan kuat.

    ☆ Texture ☆
Teksturnya thick dan agak lengket gitu. Tapi tetep gampang di blend. Waktu aplikasi ke bibir, finishnya glossy banget. Kalau nggak suka, bisa diblot pake tissue kok:) tapi kurasa justru itu yang me-moisturize bibir. Soalnya liptint ini claimnya bisa moisturizing dan beneran 'masuk' ke bibir. Karena gampang banget diblend tadi, liptint ini juga masih bisa dipake jadi blush, dan hasil akhirnya bakal dewy-dewy gitu xD

    ☆ Color and Swatch ☆
It comes in 8 colors from orange range, pink range, red range and also purple.
Dari gambar di atas, ada 1 warna yang unik banget, yaitu PK003 'I Olive You' hehe. Warna tintnya hampir transparan gitu, tapi lama-kelamaan jadi pink. Aku sempet galau mau beli RD301, RD302 atau PK003. Setelah persaingan ketat dan berhari-hari mikir (xD) akhirnya aku beli RD302.

Dari gambar di atas, kamu bisa lihat kalo RD301 itu lebih pink dibanding RD302. Tapi kalo aku liat swatchesnya di youtube, menurutku RD302 lebih pinkish gitu :) dan ternyata bener, RD302 alias Cherry Tomato itu merah yang agak - agak pink. 


Tapi waktu aku basahin pake air, dia berubah warna :o jadi pink fuschia gitu. magic~ lol


warnanya itu vivid, nggak sheer. Tapi bagus banget dan tetep nggak too much. Bisa banget dipake sehari-hari untuk ke kampus:) warna yang aku pilih RD302 ini tipe warna merah yang bisa bikin muka kelihatan agak lebih cerah~ cie gitu wkkw. and here comes the swatch!

*Btw pas banget aku lagi pake baju yang sama kaya waktu foto untuk post kemarin (Review Etude House Dear Darling Water Gel Tint) HAHHA. dan aku lupa foto waktu masih bare lips. Jadi pake foto dari post kemarin aja ya bare lipsnya ^^

** di foto ini aku pake untuk blush juga



   ☆ Usage ☆
Moisturizing. Nggak bikin bibir pecah-pecah, tapi aku tetep pake lipbalm dulu sebelumnya. Walaupun teksturnya agak thick, pakenya tetep nyaman. Untuk ketahanan, dia bisa tahan hampir seharian sih. Aku pake dari pagi sekitar jam 9, sampai sore masih ada. Tapi itu nggak makan dan minum alias lagi puasa sis:') Tapi dipakai minum dan makan-makan cantik juga ga ilang kok. Kalo dipake makan heboh lumayan ilang:) bisa di-reapply aja. Dan terakhir, dia gampang banget dihapus dengan make up remover. 

Kalo aku aplikasiin ke bibir, gak berapa lama dia akan set dan warnanya nggak transfer, cuma sedikit minyaknya akan transfer. Tapi waktu aku swatch di tangan, ditunggu agak lama pun dia tetep transfer kemana-mana xD 

   ☆ Conclusion ☆
+ packagingnya lucu
+ harganya terjangkau
+ warnanya bagus
+ gampang diblend
+ bisa jadi blush
+ natural
+ moisturizing
+ gampang dihapus
- teksturnya agak thick mungkin...? but for me its not a problem at all. tetep nyaman banget pakenya.

intinya, kekurangannya gatau apa.... hahaha tapi somehow, aku masih lebih suka si water gel tint sih, mungkin karena lebih ringan dan lebih murah xD but seriously this is very worth to buy! nggak mahal juga. coba deh:)

rate: 4.75/5
repurchase? most probably yes, but in another color. masih penasaran sama warna RD301 dan PK001 hehe.

thank you for reading, hope it helps and see you in another post (人´∀`).☆.。.:*・°

other reviews:

p.s
don't be stranger❣️
instagram: maharanirsh
twitter: maharanirsh

Thursday, June 8, 2017

Review Etude House Dear Darling Water Gel Tint #PK003 [Indonesia]

Hello! ☆

Untuk kegiatan sehari-hari, kalian biasanya pake make up apa aja? Bibir pasti salah satu hal yang wajib 'dijamah' make up kan ya pasti, entah itu pake lipstick, lipcream, liptint atau apapun. Untuk kegiatan sehari-hari, aku paling suka pake liptint karena menurut aku ringan dan keliatan natural. Aku udah pake liptint sejak SMA wkwk. Itu satu-satunya make up yang aku pake ke sekolah dulu dan itu hal wajib buat aku wkkwwk soalnya pernah aku suatu hari ga pake liptint dan temen-temenku bilang
"Ran kok lo pucet banget sih hari ini"
"Gue ga pake liptint wkkw"
"Yah pantes langsung keliatan jeleknya wkkwkw"
jahat juga yaa wkkwkw tapi emang bener sih soalnya make up bibir itu 'kunci' banget di samping make up mata.

okay lets get straight to the point~

aku mau review salah satu liptint favorit aku, yaitu Etude House Dear Darling Water Gel Tint (´∀`) liptint ini merupakan renewal dari Etude House Dear Darling yang dulu. Jadi si Water Gel Tint ini baru release sekitar semester 2 tahun 2016 lalu dan aku langsung jatuh cinta banget sama packaging dan campaignnya wkkwkw:( gak kaya Dear Darling yang lama yang cuma punya sekitar 4 shade, Water Gel Tint ini punya banyaaak banget shade, dengan tagline 'find your own red' (kalo gasalah sih wkwk). Kemudian di akhir 2016, Etude House release 4 warna baru yaitu warna Winter MLBB, sehingga totalnya ada 14 shade. Warna winter mlbb ini menurut aku lebih kalem-kalem gitu warnanya. Walaupun semua nama shadenya 'red', tapi merahnya beda-beda loh! Ada yang lebih ke orange (kode OR), merah (kode RD), pink (kode PK), coklar/brown? (kode BR), hitam (kode BK).



Waktu pertama liat winter MLBB aku langsung jatuh cintaa sama shade yang aku punya ini, yaitu shade PK003 Potato Red. Warnanya itu muted, kalem dan unik banget pokoknya, ga pernah deh nemuin liptint yang warnanya kaya gini. Jadi cus beli di olshop deh akhirnya:))
dan ternyata aku beneer, begitu dateng aku jatuh cinta sama warnanyaa yang unik dan kalem banget. cocok banget buat sehari-hari മ◡മ

      ☆ What it is ☆

brand: Etude House
name: Dear Darling Water Gel Tint
shade: PK003 Potato Red
price: Rp42.000 - Rp55.000 (online shop) atau Rp158.000 (counter)
where to buy: online shop and etude house counter

      ☆ Packaging ☆

Etude House emang selalu juara sih when it comes to packaging right:( dan aku banci packaging banget, asal lucu pasti langsung pengen hehehe. Menurut aku ini simple tapi lucu gitu, terutama font style-nya. Di bagian belakang ada stiker berbentuk bibir yang tertulis kode shadenya. Aplikatornya b aja sih standar seperti liptint-liptint biasa. Nah kekurangan packagingnya itu adalah, tulisannya cepet ilang kalo aku taruh di tas. Punyaku udah ilang kaya gini:( sedih bangeeet



Aplikatornya b aja seperti liptint pada umumnya, gak kependekan dan pas untuk mengaplikasikan liptintnya ke bibir^^

by the way, maaf banget ya fotonya agak burem. Emang sengaja aku kurangin brightnessnya supaya warnanya mendekati aslinya. Soalnya di kamera aku somehow jadi beda gitu warnanya huhu:(

      ☆ Fragrance ☆

wanginya kaya wangi buah-buahan, mirip wangi Tonymoly Delight Tony Tint sih, tapi menurut aku lebih kalem.

      ☆ Texture ☆
seperti namanya, yaitu Dear Darling Water Gel Tint, dia emang watery-gel gitu. Nggak bener-bener kaya air, tapi juga nggak gel banget sih. Enak kalo menurut aku. Bener-bener gampang diblend, jadi nggak langsung kering-dan-cuma-nyerep-di-tengah-bibir. Dia bisa diblend ke luar bibir dan ke bibir atas juga. Bisa dipake buat blush juga loh! Soalnya gampang banget diblend itu tadi:3

      ☆ Color and Swatch ☆

Seperti yang aku bilang di awal, warnanya unik banget. Muted gitu, ah cinta banget pokoknyaa:( 
 

warnanya agak sheer sih menurutku. Tapi hasilnya natural banget, bener bener my lips but better xD cocok banget buat dipake sehari hari ke sekolah atau kampus.

bare lips
 

di foto ini aku pake sebagai blush juga ^^

      ☆ Usage ☆
Dia itu cukup moisturizing, dan kalo di aku sih ga bikin bibir kering, tapi aku juga tetep pake lipbalm sih sebelumnya. Untuk ketahanannya, dia cukup tahan kok beberapa jam, mungkin bisa 4-5 jam. Dipake minum pun ga bubar kok, begitu juga kalo makan-makan lucu. Tapi kalo makan heboh kayaknya ya ilang juga:)) tapi aku lebih suka hapus gincu sih kalo makan soalnya aku gamau makan gincu:((. Plusnya lagi nih, dia juga gampang dihapus dengan make up remover. Ohiya satu lagi! Dia ga transfer ^^

      ☆ Conlusion ☆

+  packagingnya lucu
+ harganya murah
+ warnanya bagus dan unik banget
+ finishnya natural
+ gampang diblend
+ bisa dipake jadi blush
+ ga transfer
+ ga bikin bibir kering
+ cukup tahan lama
+ gampang dihapus
- tulisan di packagingnya cepet ilang:(

rate: 4.8/5
repurchase? yesss!

thank you for reading, hope it helps and see you in another post (人´∀`).☆.。.:*・°

other review(s)

p.s
don't be stranger❣️
instagram: maharanirsh
twitter: maharanirsh